Apa yang ada di pikiran Anda ketika mendengar smartphone berharga Rp1
juta? Berasal dari vendor yang tidak pernah Anda dengar sebelumnya,
tampilannya sangat sampah, dan setiap Anda memasukkan smartphone ini ke
dalam saku celana muncul perasaan was-was bila barang murahan itu
tiba-tiba meledak? Kehadiran Xiaomi pada
pertengahan 2013 dengan seri Redmi pertamanya mengubah pandangan itu.
Dua tahun berselang, Xiaomi menghadirkan
Redmi 2,
sebagai pengganti Redmi 1S. Tentu saja versi baru ini hadir dengan
varian warna yang lebih banyak dan tentunya teknologi yang lebih baru.
Harga yang ditawarkan tetap pada rentang yang sama – pada kisaran USD110
(Rp1,5 juta) di setiap negara yang menjual produk ini.
Ketika kami mengulas Redmi generasi pertama dulu, kami sangat
terpukau dengan performa yang ditawarkan terlepas dari harganya yang
terjangkau. Namun jalan Redmi 2 untuk bisa mendapatkan impresi yang sama
jelas tidak akan semudah itu, karena kini makin banyak vendor
smartphone lain dengan kualitas yang layak diadu. Google bahkan ikut
menceburkan diri ke pasar ini dengan merilis
Android One. Bagaimana tidak, Anda bisa mendapatkan OS terbaru dan kepastian update, yang sebelumnya jelas tidak akan Anda temukan.
Redmi 2 kini tersedia di India, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan
Malaysia. Xiaomi mengatakan perangkat ini juga akan hadir di sejumlah
negara lainnya. Berikut adalah perbandingan spesifikasi Redmi 2 dengan
Android One.
Hardware
Perubahan yang terjadi memang tidak terlalu banyak sejak pertama kali
diluncurkan di tahun 2013. Penambahan fitur 4G adalah pilihan yang
tepat karena sejumlah negara di Asia mulai mengaplikasikan teknologi
ini. Ukuran layarnya masih berukuran 4,7 inci 720p HD, namun lebih baik
ketimbang pendahulunya.
Perubahan paling kentara di seri terbaru Redmi 2 adalah varian warna
yang lebih banyak, yakni putih, hijau, kuning, dan merah muda.
Sayangnya, pasar di luar China hanya akan mendapat warna putih karena
alasan yang belum diketahui, sehingga Anda tidak akan mendapat pilihan.
Saat digenggam, Redmi 2 dengan lapisan bahan
matte membuat
Anda yang mudah berkeringat tidak akan kesulitan memakainya. Selain itu,
penggunaan bahan ini membuatnya lebih terkesan premium. Tidak
digunakannya desain
unibody, membuat Anda bisa mencopot baterai dan memasang kartu SIM di kedua slot dengan mudah.
Penggunaan prosesor Qualcomm Snapdragon 410 dan RAM 1 GB adalah hal
yang lumrah bila melihat banderol harga yang ditawarkan. Kamera depannya
berkekuatan 2 MP dan 8 MP untuk kamera belakang. Namun jangan berharap
lebih dengan kameranya – akan dijelaskan nanti.
Redmi 2 memiliki ruang penyimpanan 8 GB, namun MIUI dan sejumlah
aplikasi Google yang sudah terpasang di dalamnya (menjadi standar bagi
versi yang dijual di luar China), cukup banyak memakan ruang.
Unit
review yang kami pakai menunjukkan bila sisa ruang penyimpanan internal
menjadi hanya 5,75 GB saja, yang artinya hanya tersedia 4,66 GB. Ini
artinya separuh dari ruang yang tersedia akan terpakai sebelum Anda
meng-
install aplikasi atau game yang Anda suka. Namun jangan
khawatir, Redmi 2 menyediakan slot microSD, yang memungkinkan
tersedianya ruang penyimpanan tambahan 32 GB.
Di bagian bawah layar, Anda akan menemukan tiga tombol kapasitif (yang sayangnya tidak disertai
backlight),
port earphone (di atas), dan
port microUSB (di bawah). Tidak adanya
backlight pada tiga tombol tadi rasanya cukup membingungkan, dan tidak jarang saya keliru menekan tombol
back, karena jari mengarah terlalu ke kanan.
Kesan ringkih yang biasanya ditemukan pada smartphone berharga
terjangkau kini tidak ditemukan lagi. Semua tombol fisik yang sekilas
terlihat seperti metal sebenarnya adalah plastik, namun tetap terasa
nyaman. Meski begitu, varian Redmi yang rata-rata berharga terjangkau
ini dihantui dengan sejumlah masalah seperti performa yang menurun
setelah pemakaian setahun, dan beberapa masalah pada kamera.
Performa
Game favorit saya saat ini adalah
Real Racing 3. Tingkat
realistisnya sangat tinggi dan kendali tiap mobil terasa berbeda.
Sedikit catatan, saya berhasil melalui trek yang cukup sulit di
Melbourne, nyaris menabrak tembok dengan jarak beberapa milimeter saja
dan berhasil menjadi juara dengan Camaro kesayangan.
Game pertama yang saya
install di Redmi 2 adalah
Real Racing 3,
namun awalnya saya tidak yakin game ini akan berjalan normal, karena
ketika mencoba di Nexus 7, saya pun tidak dapat memainkannya. Namun pada
kenyataannya, game ini bisa dimainkan dengan lancar di Redmi 2.
Notifikasi yang muncul sepanjang permainan memang terasa sedikit
menjengkelkan (sebelum game memasuki mode
pause secara
otomatis), berpotensi membuat Anda keluar lintasan, namun terlepas dari
itu game ini berjalan mulus. RAM 1 GB yang awalnya memperkuat dugaan
bila Redmi 2 tidak akan kuat memainkan game-game semacam ini, ternyata
sukses menipu saya.
Meski begitu, penggunaan RAM 1 GB di smartphone ini nampak terlalu
dipaksakan. Sekali Anda membuka banyak aplikasi sekaligus, RAM yang
tersedia hanya 100 MB. Ketika tidak membuka aplikasi apapun, penggunaan
RAM mencapai 70 persen. Baterai berkapasitas 2.200 mAh memang tidak
besar, namun cukup untuk penggunaan normal selama sehari, dan ini
menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan kompetitornya.
Layar dan suara
Layar Redmi dengan resolusi 720p terbilang tajam dan menghasilkan
warna yang ramah di mata. Penggunaan layar HD membuat Xiaomi unggul
ketimbang Android One, yang masih menggunakan layar non-HD. Sementara
untuk suara, seperti kebanyakan smartphone Xiaomi, suara yang dihasilkan
keras – bahkan terlalu keras. Hal ini membuat terasa kurang nyaman saat
digunakan untuk memutar musik, namun cocok untuk bermain game.
Software dan fitur
Android One sebagai rival Redmi 2 nampaknya sudah berhasil
mendapatkan formula rahasia Xiaomi – sebuah smartphone yang tangguh
namun terjangkau – sehingga persaingan kian sengit. Beberapa pihak
menyebut Android One unggul dengan sejumlah aplikasi milik Google dan
update yang lebih cepat. Seperti kita ketahui, Android One telah
dibekali dengan sistem Android 5.0.1, sementara Redmi 2 masih
menggunakan Android 4.4 yang dibalut MIUI V6.
Sebagaimana yang juga digunakan pada
Xiaomi Mi Note, MIUI V6 hadir dengan sejumlah pembaruan. Tampilan di Redmi 2 sama menariknya dengan Mi Note. Saya sendiri bukan penyuka
skin Android, namun milik Xiaomi adalah yang terbaik.
MIUI menambahkan sejumlah fitur yang berguna dan tidak akan ditemukan
di Android standar, seperti pengaturan notifikasi. Ini rasanya sangat
berguna, karena kebanyakan developer aplikasi memaksa pengguna melihat
notifikasi dan mengakses aplikasinya lagi. Namun Xiaomi berhasil
menghilangkan hal menyebalkan ini, dan jelas memudahkan pengguna. Anda
berhak atas kendali dari beragam aplikasi – mirip dengan yang digunakan
pada iOS, meskipun Xiaomi sudah pernah melakukan hal yang sama sejak
versi pertama MIUI – memungkinkan Anda memilih aplikasi mana yang akan
menampilkan notifikasi dan mana saja yang akan menampilkannya di
home screen atau
lockscreen. Dalam pengujian kami, ini menghindari aplikasi untuk berjalan di
background – sesuatu yang tidak memungkinkan terjadi di Android versi
stock – yang tentunya akan memperpanjang daya tahan baterai.
Sebagai tambahan, MIUI telah memberikan sejumlah tambahan, seperti
jadwal “bebas gangguan”, notifikasi lewat LED dengan berbagai pilihan
warna, dan pengaplikasian
theme yang sangat mudah. Keberadaan Mi Cloud memudahkan
back-up foto; dan tidak mengganggu seperti Google+. Layanan
cloud dari Xiaomi juga memungkinkan Anda menemukan perangkat Anda dari berbagai
browser (gambar bisa dilihat di atas), seandainya smartphone dicuri atau hilang.
Sisi buruknya, MIUI juga menghilangkan sejumlah fitur dari Android.
Tidak ada notifikasi interaktif yang memungkinkan Anda membalas atau
menghapusnya, notifikasi hanya akan muncul bila Anda menekan nomor yang
tidak terlihat jelas di bagian bawah layar. Anda juga tidak akan
mendapatkan fitur baru pada Android 5.0 pada Redmi 2, seperti ‘multiple
user’ atau ‘guest mode’ yang berguna ketika ada teman meminjam
smartphone Anda. Meski begitu, MIUI juga dibekali dengan sejumlah fitur
yang diusung Google sejak versi 5.0 seperti mengatur aplikasi agar tetap
muncul saat melakukan
multitasking dan mengakses penggunaan data Anda secara cepat.
Kamera
Kamera adalah salah satu kelemahan pada Redmi 2. Ya, kekuatannya
memang 8 MP, namun bila Anda sering membaca berbagai blog, maka pastinya
paham bila
megapixel adalah kebohongan. Redmi 2 adalah
contohnya. Dengan 8 MP yang sama dengan iPhone 6, kualitas hasil
jepretan yang dihasilkan tidak akan pernah sama.
Saat digunakan untuk menangkap objek dengan paparan matahari kuat
ataupun mendung, kamera smartphone ini terkadang terasa payah. Namun,
Anda bisa menggunakan pengaturan
white balance untuk membuat
hasil foto Anda lebih bagus. Meskipun begitu, di area dengan pencahayaan
cukup, hasil foto yang didapat juga sering terasa kurang tajam. Jangan
tertipu dengan 8 MP di atas kertas – kameranya sendiri tidak bisa
dibilang baik, meskipun bukan hal yang terlalu mengecewakan dengan harga
yang dipatok. Namun untuk Anda yang gemar membagi foto ke media sosial,
hasil foto yang didapat masih nyaman di mata. Sementara dalam mode
video, ada opsi ‘fast motion’ namun tidak ada fitur ‘slow motion’.
Beberapa hasil jepretan dari kamera Redmi 2 tanpa melalui proses edit bisa dilihat
di sini.
Kesimpulan
Redmi 2 serupa dengan mobil
Skoda Fabia,
sehingga tidak adil rasanya bila harus membandingkannya dengan produk
lain yang harganya berkali-kali lipat lebih mahal. Redmi 2 tidak akan
mencuri pasar pengguna iPhone 6, sama seperti halnya Skoda Fabia yang
tidak akan menarik pengguna BMW X5.
Seperti layaknya smartphone berharga terjangkau lainnya, jelas bila
pasar dari smartphone ini adalah orang-orang yang hanya rela merogoh
kocek sebesar USD100 hingga USD150 (Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta) untuk
sebuah smartphone, sehingga jangan berharap lebih akan ada keajaiban
fitur seperti layaknya perangkat dengan harga yang lebih mahal. Bila
Anda sudah memahami konteks ini, maka Redmi 2 jelas sudah memiliki
segmen pasar tersendiri dan akan menjadi pesaing kuat Android One,
dengan spesifikasi yang sedikit lebih baik. Bahkan lebih baik dari
sejumlah nama besar dengan kisaran harga USD200 (Rp2,8 juta) seperti HTC
Desire 610. Secara keseluruhan, Redmi 2 memuaskan kecuali kameranya.
Meski Redmi adalah rajanya smartphone versi murah di 2013, rasanya
tidak demikian di 2015. Sebelum memutuskan untuk membeli Redmi 2, ada
baiknya Anda menggali info sebanyak-banyaknya mengenai Android One –
di Indonesia ada tiga vendor yang menjual smartphone ini dan barangkali aplikasi bawaan Google lebih menarik bagi Anda.
Kelebihan Redmi 2:
- Body kokoh
- Cukup nyaman untuk bermain game-game berat
- Layar tajam
- Pilhan menarik dengan banderol harga USD110 (Rp1,5 juta)
Kekurangan Redmi 2:
- Kamera tidak mencerminkan kemampuan 8 MP yang sebenarnya
- OS Android belum yang terbaru
- RAM 1 GB tidak cukup untuk menjalankan MIUI dengan mulus sepanjang waktu
- Perlu microSD tambahan untuk mendapatkan kapasitas penyimpanan yang lega
(Diterjemahkan oleh Pradipta Nugrahanto dan diedit oleh Lina Noviandari)
sumber : http://id.techinasia.com/review-xiaomi-redmi-2-vs-android-one/